Sabtu, 06 Desember 2014

SEGORES TINTA MENAMBAH ILMU Apakah anda pernah menulis? Menulis sangatlah bermanfaat, tetapi banyak orang menganggap menulis adalah pekerjaan yang membosankan dan sia-sia, karena menulis membutuhkan waktu yang tidak singkat dan belum tentu tulisan yang sudah ditulis nantinya dibaca kembali. Boleh berpendapat begitu karena kepentingan seseorang akan menulis memang berbeda-beda. Namun, tidak sedikit juga orang yang kegemarannya menulis, mulai dari mencatat daftar belanja sampai menulis karya ilmiah.

SEGORES TINTA MENAMBAH ILMU
Apakah anda pernah menulis? Menulis sangatlah bermanfaat, tetapi banyak orang menganggap menulis adalah pekerjaan yang membosankan dan sia-sia, karena menulis membutuhkan waktu yang tidak singkat dan belum tentu tulisan yang sudah ditulis nantinya dibaca kembali. Boleh berpendapat begitu karena kepentingan seseorang akan menulis memang berbeda-beda. Namun, tidak sedikit juga orang yang kegemarannya menulis, mulai dari mencatat daftar belanja sampai menulis karya ilmiah.
Tahu nggak? Saat menulis, otak kita bekerja untuk berfikir secara logis dan melatih otak kita menuangkan ide-ide kreatif. Mungkin anda adalah salah salah satu penggemar menulis, tetapi bingung apa yang akan anda tulis? Sebenarnya menulis tidak memerlukan keahlian khusus, melainkan menulis dapat dimulai dari hal-hal kecil, misalnya mencatat pengeluaran sehari-hari, mencatat kegiatan yang telah dilakukan, meresume buku dan masih banyak lagi hal yang dapat ditulis.

Di  negara maju membaca dan menulis sangatlah penting, karena maju tidaknya pendidikan disebuah negara dapat ditentukan oleh jumlah buku yang dihasilkan setiap tahunnya. Fakta membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia kemampuan menulisnya sangatlah rendah. Ini diakibatkan karena kurangnya minat membaca mahasiswa. Pustakawan STIE Perbanas Surabaya, Setiawan Hartadi mengatakan bahwa, negara disebut maju dan berkembang kalau penduduknya atau masyarakatnya mempunyai minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa membaca mempengaruhi kemampuan menulis mahasiswa, karena dengan membaca akan menambah pengetahuan dan memunculkan ide-ide yang dapat dituangkan dalam tulisan. Saat minat baca mahasiswa rendah, pengetahuan yang diperoleh tidaklah banyak, menyebabkan tidak adanya ide yang muncul untuk dituliskan dalam karya ilmiah. Ini mengakibatkan karya ilmiah yang disusun mahasiswa menjadi biasa saja dan kurang menarik. Sebaliknya jika mahasiswa banyak melakukan kajian pustaka maka terciptalah karya ilmiah yang baik.
Dalam menulis karya ilmiah, mahasiswa juga membutuhkan dosen pembimbing dan dukungan orang-orang disekitarnya. Supaya mendapatkan karya ilmiah yang baik selain membaca mahasiswa juga harus berkonsultasi kepada dosen. Didalam perkuliahan sebenarnya mahasiswa sudah diajarkan untuk menulis, baik dalam laporan praktikum, mengerjakan tugas, dan menyusun makalah yang diberikan oleh dosen. Dengan begitu diharapkan kemampuan menulis mahasiswa semakin baik. Namun, mahasiswa terkadang menyepelekan tugas tersebut dan mengerjakan secara asal-asalan. Itu merupakan salah satu cermin bahwa kurangnya kesadaran mahasiswa akan pentingnya menulis.
  Jika dihitung penduduk indonesia lebih banyak dibandingkan dengan penduduk Malaysia, akan tetapi kenapa jumlah judul buku yang dihasilkan Indonesia kalah banyak? Nah, kalian pasti sudah mengetahui bahwa bukan hanya faktor membaca yang mengakibatkan mahasiswa malas menulis. Ada juga mahasiswa yang pandai menulis, tetapi sengaja tidak mempublikasikan tulisannya karena maraknya plagiasi di Indonesia. Hal ini sangatlah merugikan bagi penulis dan menguntungkan para plagiat. Kebanyakan mereka berfikir untuk apa mempublikasikan tulisannya yang berdasarkan ide-ide yang mereka dapatkan jika akhirnya diplagiat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Seharusnya pemerintah melakukan tindakan tegas supaya plagiasi tidak terus menerus terjadi. Jika kegiatan plagiasi terus menerus terjadi, kapan negara ini dapat maju? Yang pasti Indonesia akan tertinggal jauh dalam hal pendidikan.
 Faktor tersebutlah yang mengakibatkan mahasiswa di Indonesia tidak pandai menulis ilmiah. Pemerintah, dosen, dan mahasiswa harus berbenah diri. Dosen harus selalu memberikan dukungan dan pengarahan kepada mahasiswa. Pemerintahpun juga harus bertindak tegas supaya kegiatan plagiasi tidak semakin marak. Mari kita generasi muda budayakan menulis dan jangan malas untuk menulis. Karena dengan menulis maka bertambahlah wawasan kita akan cakrawala dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Suparno. 2012. Pendoman penulisan karya ilmiah. Malang : Universitas Negeri Malang












Segores Tinta Menambah Ilmu
Artikel Bahasa Indonesia Keilmuan
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia Keilmuan
Yang dibimbing oleh Ibu Dewi pusposari, S.pd, M.pd


 
















Disusun Oleh :
Ivana Ristanti               120322420476

Ofering H



JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUHAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar