Selasa, 09 Agustus 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI EKOSISTEM

EKOSISTEM
1.        TOPIK
Ekosistem
2.        TUJUAN
1.    Mendeskripsikan komponen abiotik dari suatu ekosistem.
2.    Mendeskripsikan komponen biotik dari suatu ekosistem.
3.    Menjelaskan hubungan timbal balik antar komponen ekosistem.
3.        DASAR TEORI
Tidak ada makhluk hidup di bumi yang bisa hidup sendiri, terpisah dan terasing dari makluk hidup lain, termasuk manusia. Antar makhluk hidup terjadi saling ketergantungan dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antar makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk suatu sistem yang disebut ekosistem. Selain itu, pengertian lain dari ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. (Syamsuri, 2002).
Ilmu yang mempelajari tentang ekosistem yang disebut ekologi dan dikemukakan kali pertama oleh Ernest Haeckel. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu Oikos yang berarti rumah atau tepat tinggal, dan Logos yang artinya ilmu. Ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi individu, populasi, komunitas, dan biosfer. Individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya. Populasi adalah kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama (sejenis) dan menempati daerah tertentu dalam waktu tertentu. Kumpulan dari populasi akan membentuk sebuah komunitas sedangkan biosfer adalah semua ekosistem yang ada di permukaan bumi.
Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosistem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengaruhi antar semua komponen. Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Komponen biotik di dalam ekosistem memiliki peran yang khas, antara lain:
1.        Produsen yaitu makhluk hidup (tumbuhan hijau) yang mampu mensintesis zat-zat organik.
2.        Konsumen yaitu makhluk hidup yang tidak mampu mensistesis zat organik.
3.        Predator yaitu makhluk hidup yang memangsa konsumen lainnya.
4.        Pengurai yaitu mikroorganisme yang berfungsi menguraikan sisa-sisa makhluk lain.
Sedangkan komponen abiotik terdiri atas:
1.        Tanah
Tanah berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia. Peran tanah bagi makhluk hidup adalah tempat hidup dan tumbuhnya akar tumbuhan, tempat hidup manusia dalam melakukan berbagai kegiatan hidup, tempat hidup hewan tanah, misalnya cacing dan mikroorganisme tanah, dan sumber nutrien (unsur hara) bagi tumbuhan.
2.        Air
Air diperlukan oleh setiap organisme dengan volume yang sesuai dengan kebutuhannya, tergantung pada kebutuhan dan kemampuan menghemat air dalam keadaan tertentu. Air mempunyai peranan yang sangat penting bagi keseimbangan alam dan bagi kehidupan organisme di muka bumi ini.
3.        pH
Derajat keasaman (pH) tanah, menentukan jenis tumbuhan yang sesuai dengan pH tertentu. Perubahan pH tanah sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan hidup tumbuhan dan organisme tanah.
4.        Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Udara digunakan untuk bernapas. Keadaan udara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: cahaya matahari, kelembaban, suhu udara (temperatur), dan angin.
5.        Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi semua makhluk hidup. cahaya penting untuk untuk semua tumbuhan hijau dan bakteri fotosintetik dan juga untuk semua hewan herbivora. Penyebaran cahaya di bumi tidak merata, sehingga organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas cahayanya berbeda.
6.        Suhu udara atau temperatur
Temperatur berperan penting dalam menunjukkan spesies pada saat tertentu. Tiap makhluk hidup mempunyai batas minimal, optimal, dan maksimal terhadap suhu tertentu. Suhu mempengaruhi proses biokimia dalam tubuh organisme mempunyai kisaran yang sempit, sehingga organisme selalu berusaha untuk mendapatkan suhu lingkungan yang optimal.
Alat untuk mengukur komponen abiotik antara lain: soil tester untuk mengukur pH dan kelembaban tanah, soil temperatur untuk mengukur suhu tanah, termohigrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban udara, lux meter untuk mengukur intensitas cahaya, pH meter untuk mengukur pH air.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat adalah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Ekosistem ini dibedakan menjadi beberapa bioma, sepeti bioma gurun, bioma padang rumput, bioma huta basah, bioma hutan gugur, bioma taiga, bioma tundra. Ekosistem perairan adalah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa air. Ekosistem ini dibedakan menjadi ekosistem air tawar (danau dan sungai) dan ekosistem air laut. Selain contoh ekosistem di atas, ada yang disebut ekosistem pantai. Ekosistem ini terletak berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Interaksi dapat terjadi di antara sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal dengan istilah interaksi intraspesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam memperebutkan sumber daya yang keadaannya terbatas. Kompetisi ini sangat ketat karena kebutuhan sumber daya diperebutkan di antara individu tersebut sama, dan tidak dapat digantikan dengan yang lain. (Dharmawan, 2005).
Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai intraspesifik toritik. Populasi dua spesies dapat berinteraksi yang pengaruhnya dapat menguntungkan, merugikan, atau populasi tersebut tidak terpengaruh. (Dharmawan, 2005). Dengan berpedoman pada efek yang muncul, maka muncullah tipe interaksi di alam seperti:
·         Neuralisme            : keduanya saling tidak mempengaruhi
·         Kompetisi              : hambatan yang saling merugikan
·         Parasitisme            : populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung
·         Predasi                  : populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung
·         Komensalisme       : populasi 1 tidak terpengaruh, populasi 2 untung
·         Protokopenansi     : populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung, tetapi tidak obligat
·         Mutualisme           : populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung dan obligat.
4.        ALAT DAN BAHAN

1.      pH meter
2.      Pasak
3.      Tali rafia
4.      Soil Tester
5.      Termohigrometer
6.      Termometer tanah
7.      Penangkap belalang
8.      Kuadran
9.      Kantong plastik



5.        LANGKAH KERJA
Cara kerja
Hasil
1.      Pengamatan langsung ekosistem
Ekosistem
Biotik: makhluk hidup
Abiotik : Suhu Tanah, Suhu Udara, Kelembapan, pH Tanah atau Air
 






Hasil
Mengukur komponennya

Menentukan peran atau fungsinya
                                                          


6.        HASIL PENGAMATAN
Judul Praktikum                      :  Ekosistem
Hari / Tanggal Praktikum       :  Kamis / 26 April 2012
Tempat Praktikum                  :  Lahan belakang gedung Kimia
Dosen Pembimbing                 :  Nuning Wulandari, S.Si, M.Si
No
Jenis Ekosistem
Komponen Abiotik
Komponen Biotik
1.
Ekosostem Air
(pengamatan I)
Daun kering
Batu
Air
Pasir
Ranting
Plastic
Suhu : 26,3ºC
PH : 7,80
Ikan kecil
Alga
2.
Ekosostem Air
(pengamatan II)
Air
Kain
Daun kering
Pasir
Batu
Suhu : 25,7ºC
PH : 7,34
Tanaman hijau
Alga
Ikan kecil
3.
Ekosostem Darat
(pengamatan I)
Daun kering
Ranting
Hasil pengukuran soil tester:
·         PH 7
·         Kelembapan 20%
·         Intensitas cahaya 5750 Cd
·         Kesuburan too little
Hasil pengukuran thermometer tanah : 21ºC
Hasil pengukuran Higrometer:
·         Kelembapan tanah 52%
·         Suhu 31ºC
Hasil pengukuran Lux 1000 Cd
Nyamuk
Rumput
Tumbuhan hijau
2 macam tumbuhan rambat
4.
Ekosostem Darat
(pengamatan II)
Batu kecil
Daun kering
Ranting
Hasil pengukuran soil tester:
·         PH 7
·         Kelembapan tanah 20%
·         Intensitas cahaya 8500 Cd
·         Kesuburan too little
Hasil pengukuran thermometer tanah : 21ºC
Hasil pengukuran Higrometer:
·         Kelembapan 52%
·         Suhu 29ºC
Hasil pengukuran Lux 1000 Cd
Jenis kepik (bok-bokcong)
Tawon
Tumbuhan hijau
Rumput rambat

Keterangan kesuburan pada Soil Tester:

Kandungan
Too little
Ideal range
Too much
Nitrogen
50 ppm
50-200 ppm
200 ppm
Phosporous
4 ppm
4-14 ppm
14 ppm
potas
50 ppm
50-200 ppm
200 ppm

7.        ANALISIS DATA
Praktikum ekosistem dilakukkan dengan mengamati ekosistem secara langsung. Ekosistem yang diamati adalah ekosistem air dan darat yang pengamatannya masing-masing dilakukan dua kali. Dari praktikum ini, obyek yang diamati adalah komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotik dapat berupa benda mati atau apa saja yang tidak hidup yang ada dalam ekosistem tersebut. Sedangkan komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhluk hidup yang terdapat pada ekosistem tersebut.
Pengamatan pertama yang dilakukan adalah pengamatan pada ekosistem air. Langkah awal yang dilakukan sebelum mengamati komponem-komponen yang ada dalam suatu ekosistem adalah membuat batas dari ekosistem itu sendiri. Di sini, untuk membuat batas ekosistem digunakan alat berupa rafia dan pasak. Rafia dibentuk persegi dengan pasak terikat disetiap sudutnya. Setah membuat batas, selanjutnya mengamati komponen apa saja yang ada di dalam kotak raffia tersebut. Dari pengamatan yang telah dikakukan kami memperoleh data bahwa komponen abiotik yang ada lebih banyak dari pada komponen biotik. Komponen abiotik terdiri dari : daun kering, batu, air, pasir, ranting dan plastik. Untuk komponen biotiknya hanya dijumpai ikan kecil dan alga. Kemudian dari wilayah ekosistem tesebut, diperoleh pengukuran suhu sebesar 26,3ºC dan pengukuran pH 7,80.
Pengamatan kedua masih dilakukan pada ekosistem air namun berbeda dari tempat semula. Langkah awalnya adalah sama, yaitu wilayah ekosistem mana saja yang ingin diamati harus diberi batas. Setelah dibatasi baru kemudian dilakukkan pengamatan. Dari hasil pengamatan didapati kondisi yang sama dengan semula bahwa komponen abiotik yang menyusun ekosistem tersebut lebih banyak dari pada komponen biotiknya. Namun dibandingkan dengan komponen biotic yang pertama, komponen biotic pada pengamatan yang kedua ini lebih banyak dengan tambahan sebuah tananman hijau. Ciri dari tanaman hijau tersebut adalah merambat, dengan daun menjari mirip dengan tanaman kangkung. Komponen abiotik yang ditemukan dari ekosistem tersebut tidak jauh berbeda dengan pengamatan yang pertama, yang berbeda pada pengamatan yang kedua ini tidak ditemukan ranting dan plastik namun ditemukan selembar kain. Untuk hasil pengamatan suhunya adalah 25,7ºC dan pH 7,34.
Pengamatan yang selanjutnya adalah pengamatan pada ekosistem darat. Pengamatan pada ekosistem ini juga dilakukan dua kali. Untuk pengamatan pertama, langkah pertama yang dilakukkan adalah memberi batas dari ekosistem yang ingin diamati. Berbeda dari pengamatan ekosistem air yang diberi batas dengan rafia dan pasak, kalau pada ekosistem darat cukup diberi batas dengan meletakkan besi yang dibentuk persegi (kuadran). Pengamatan  di darat mencakup daerah darat dan juga udara yang dibatasi oleh kuadaran tersebut. Sehingga apabila ada makhluk hidup yang melintas melalui kuadran tersebut termasuk ke dalam komponen ekosistem tersebut.
Pada pengamatan ketiga, yaitu ekosistem darat diperoleh data komponen biotik terdiri dari nyamuk, rumput, tumbuhan hijau, dan 2 macam tanaman merambat yang berbeda. Sedangkan untuk komponen abiotiknya terdiri dari daun kering, ranting dan kondisi lingkungan (seperti: pH, kelembapan, intensitas cahaya, kesuburan, suhu tanah) yang diperoleh dari pengukuran menggunakan alat. Pada alat soil tester diperoleh hasil pengukuran pH 7, kelembapan 20%, intensitas cahaya 5750 Cd, kesuburan tanah too little. Untuk hasil pengukuran kesuburan yang menunjukkan too little itu maksudnya adalah tanah tersebut mengandung nitrogen 50 ppm, phosphorous 4 ppm, dan potash 50 ppm. Keterangan tersebut tertera pada buku petunjuk penggunaan alat soil tester. Selanjutnya, untuk hasil pengukuran menggunakan alat termometer tanah diperoleh suhu sebesar 21ºC. Hasil pengukuran menggunakan hygrometer menunjukkan bahwa kelembapan tanah adalah sebesar 52% serta suhunya 31ºC. Sedangkan untuk  hasil pengukuran menggunakan lux menunjukkan bahwa intensitas cahaya sebesar 1000 Cd. Di sini terdapat perbedaan antara pengukuran suhu menggunakan siol tester dengan pengukuran suhu menggunakan hygrometer serta pengukuran intensitas cahaya menggunakan lux dan soil tester. Kenapa hal ini terjadi dan apa yang menyebabkan perbedaan ini akan dibahas selanjutnya pada pembahasan.
Hal yang sama akan dijumpai pula pada pengamatan terakhir, yaitu pengamatan pada ekosistem darat yang ke-2. Setelah pindah tempat dan kiranya memperoleh tempat yang cocok untuk diamati kemudian memasang batas dan dilakukkan pengamatan. Hasil pengamatan untuk komponen biotik diperoleh sebagai berikut: hewan kepik (bok-bokcong), tawon, tumbuhan hijau, rumput rambat. Komponen yang ditemukan pada ekosistem darat  yang kedua lebih seimbang antara perbandingan flora dan fauna yang menyusun ekosistem tersebut. Sedangkan untuk komponen abiotik yang ditemukan hamper sama, hanya berbeda tambahan populasi batu kecil pada pengamatan ekosistem darat yang kedua. Pengamatan yang dilakukkan dengan menggunakan bantuan alat pun juga diperoleh hasil yang relative sama. Perbedaannya terletap pada hasil pengukuran soil terster, pada pengamatan intensitas cahaya diperoleh 8500 Cd. Selain itu juga terdapat perbadan pada hasil pengukuran menggunakan hygrometer. Pada percobaan yang terakhir ini diperoleh nilai suhu sebesar 29ºC. Lainya diperoleh hasil pengukuran yang sama. Karena dari data ini masih terdapat perbedaan dan kurang keakuratan hasil ukur, maka dari itu akan dilakukkan pembahasan lebih lanjut dibawah ini.
8.        PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di belakang gedung  laboratorium bersama (GLB) dan di belakang gedung Kimia diperoleh data yang berupa komponen biotik dan komponen abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem yang disebut dengan ekosistem. Pada percobaan ini ekosistem yang diamati adalah ekosistem air dan ekosistem darat. Pengamatan ekosistem darat dilakukan di belakang gedung Kimia dan pengamatan ekosistem air dilakukan di sungai kecil yang berada di belakang Gedung Laboratorium Bersama (GLB). Pengamatan dilakukan di sebuah area yang sudah ditentukkan batasnya, yang disebut kuadran. Kuadran berbentuk persegi, kemudian diamatai komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnay. Hasil pengamatan diperoleh berupa komponen biaotik dan komponen abiotik. Pada ekosistem air dilakukan pengamtan sebanyak dua kali, pengamatan pertama diperoleh komponen biotik berupa ikan dan alga sedangkan komponen abiotik berupa daun kering, batu air, ranting  plastik, suhu 26,3 derajat celcius dan pH 7,8. Pada pengamatan kedua diperoleh data komponen biotik berupa tanaman hijau, alga, dan ikan kecil. Sedangkan komponen abiotik berupa air, kain, daun kering, pasir, batu, suhu 25,7 derajat celcius, dan pH 7,34.
Pada pengamatan ekosistem air diperoleh data pH air 7,8 dan 7,34 pada pengamatan kedua. pH air menunjukkan derajat keasaman atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan OH- dalam air. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH- maka suasana air menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa.. pH tanah yang baik nilainya normal, mendekati 7. Jika lebih rendah atau tinggi berarti ada yang tidak beres pada tanah tersebut. Dengan ini ekosistem air yang diamati memiliki pH yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah yang ada pada ekosistem air.

Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh data suhu lingkungan air 26,3 derajat celcius dan 25,7 derajat celcius pada pengamatan kedua. Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Dengan ini menunjukkan suhu 26,3 derajat diperoleh dari nteraksi radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya, dan kandungan lengas tanah.
Pada pengamatan yang dilakukan di ekosistem darat diperoleh data berupa komponen biotik dan komponen abiotik. Pengamatan dilakukan sebnyak dua kali, dan proses pengmatan dilakukan mirip dengan pengamatan yang dilakukan pada ekosistem air. Yaitu membuat batas ( kaudran ) yang ukurannya sama dengan ukuran kuadran yang digunakan pada pengamatan ekosistem air. Pengamatan pertama diperoleh data kompone biotik berupa nyamuk, rumput tumbuhan hijau, dan macam-macam tumbuhan rambat. Sedangkan komponen abiotik berupa daun kering, dan ranting. Kemudian juga diperoleh hasil pengukuran dengan menggunakan soil tester dan diperoleh hasil pengukuran pH 7, kelambapan 20% , intensitas cahaya 5750 cd, kesuburan terlalu kecil ( mendekati tidak subur). Kemudian pengukuran dengan termometer tanah diperoleh suhu 21 derajat celcius, pengkuran dengan higrometer kelembapan 52%, suhu 31 derajat celcius dan pengukuran dengan luxmeter diperoleh hasil intensitas cahaya 1 cd. Pada pengamatan kedua diperoleh komponen biotik berupa bok-bokcong, tawon, tumbuhan hijau,dan rumput rambat. Sedangkan komponen abiotiknya adalah daun kering, ranting, dan batu kecil. Hasil pengamatan menggunakan soil tester diperoleh data pH 7, kelembapan 20%, intensitas cahaya, 8500 cd, kesubran tanah terlalu kecil ( mendekati tidak subur ), dan pengukuran suhu tanah diperoleh suhu 21 derajat celcius, kelembapan udara 52%, dan pengukuran menggunakan higrometer diperoleh kelembapan 52%, suhu 29 derajat celcius, dan pengukuran intensitas cahaya dengan luxmeter diperoleh data 1000 cd.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan kebun belakang Gedung Kimia mengenai pengaruh suhu terhadap ekosistem dan keragaman jenis makhluk hidup yang tinggal di area kebun, dapat diamati bahwa perbedaan suhu pada masing-masing tempat sangat berpengaruh pada keragaman dan jumlah makhluk hidup (faktor biotik) yang tinggal di area tersebut. Pada suhu 21 derajat celcius ditrmukan mahkluk hidup berupa nyamuk rumput, tumbuhan hijau, dan 2 macam tumbuhan rambat. Tumbuhan berinteraksi dengan suhu tanah, jika suhu tanah terlalu tinggi atau terlalu rendah maka tanaman akan mati.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan kebun belakang Gedung Kimia mengenai pengaruh suhu terhadap ekosistem dan keragaman jenis makhluk hidup yang tinggal di area kebun, dapat diamati bahwa perbedaan suhu pada masing-masing tempat sangat berpengaruh pada keragaman dan jumlah makhluk hidup (faktor biotik) yang tinggal di area tersebut. Diperoleh data suhu udara 29 derajat celcius pada pengamatan pertama dan 31 derajat celcius pada pengamatan kedua. Suhu ini tadak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, jika suhu dalam lingkungan terlalu tinggi atau terlalu rendah maka komponen abiotik akan mati.
Dari hasil pengamatan kesuburan tanah menggunakan soil tester diperoleh data too little (terlalu kecil). Ini menunjukan tanah yang berada di belakang gedung kimia kesuburannya terlalu kecil bahkan mendekati tidak subur. Tanah yang kurang subur berakibat keragaman komponen biotik maupun abiotik semakin kecil. Semakin besar tingkat kesuburan tanah, semakin besar pula keragaman komponen biotik dan abiotiknya dan sebaliknya. Karena komponen biotik tingkat pertama tidak memperoleh zat mkanan yang cukup sehingga komponen tingkat selanjutnya juga kesulitan mendapatkan makanan yang cukup. Ini sesuai dengan hasil pengamatan yang menunnjukan minimnya komponen biotik dan abiotik yang ditemukan di lingkungan.
Pada pengamatan yang dilakukan di belakang Gedung Kimia diperoleh data 52% pada pengamatan pertama dan 52% pada pengamatan kedua. Hasil pengamatan di dua tempat berbeda sama-sama didapati kelembaban tanah 52%. Kesamaan kelembapan tanah memungkinkan kesamaan komponen biotik dan komponen abiotik. Sesuai dengan hasil pengamatan komponen biotik dan abiotik yang di jumpai pada kedua daerah pengamatan hampir sama, namun pada kuadran satu (daerah pengamatan pertama ) dijumpai nyamuk sedangkan pada kuadaran dua (daerah pengamatan kedua) dijumpai bok-bokcong ( bahasa jawa) dan tawon (lebah).
Hasil pengamatan intensitas cahaya yang dilakukan di belakang Gedung Kimuia diperoleh data 5750 cd (pengkuran menggunakan siol tester) pada kuadran pertam dan 8500 cd (pengukuran menggunakan soil tester) pada kuadran kedua. Intensitas cahaya pada kuadran kedua lebih besar dari pada kuadran pertama, ini menunjukka kuadran pertama lebih banyak terkena sinar matahari. Pada kuadran kedua tumbuhan lebih hijau dan tumbuh lebih optimal daripada kuadran pertama, karena pada kuadaran kedua tumbuhan dapat berfotosintesis lebih maksimal dibanding dengan kuadran pertama. Cahaya dan tumbuhan saling berinteraksi, cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan untuk membantu proses fotosintesis. Hasil dari fotosintesis yang berupa oksigen digunakan untuk respirasi tumbuhan itu sendiri dan oraganisme lain.dengan ini terbentuklah hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik.
Interaksi dapat terjadi di antara sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal dengan istilah interaksi intraspesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam memperebutkan sumber daya yang keadaannya terbatas. Kompetisi ini sangat ketat karena kebutuhan sumber daya diperebutkan di antara individu tersebut sama, dan tidak dapat digantikan dengan yang lain
Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai intra spesifik toritik. Populasi dua spesies dapat berinteraksi yang pengaruhnya dapat menguntungkan, merugikan, atau populasi tersebut tidak terpengaruh (Dharmawan, 2005). Dengan berpedoman pada efek yang muncul, maka muncullah tipe interaksi di alam seperti:
·           Neuralisme         : keduanya saling tidak mempengaruhi
·           Kompetisi          : hambatan yang saling merugikan
·           Parasitisme         : populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung
·           Predasi               : populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung
·           Komensalisme    : populasi 1 tidak terpengaruh, populasi 2 untung
·           Protokopenansi  : populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung, tetapi tidak obligat
·           Mutualisme        : populasi 1 dirugikan, populasi 2 untung dan   obligat.
9.        DISKUSI
1.      Apa yang dimaksud dengan :
a.       Populasi                 c. Ekosistem
b.      Komunitas             d. jaring – jaring makanan
Jawab:
a.       Populasi adalah kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama (sejenis) dan menempati daerah tertentu dalam waktu tertentu.
b.      Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan.
c.       Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur – unsur hayati (biotik) dengan nonhayati (abiotik) yang membentuk system ekolog.
d.      Jaring – jaring makanan adalah rantai – rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperti jaring – jaring.

2.      Sebutkan hubungan antar individu yang tedapat dalam ekosistem tersebut!
Jawab:
1.      Netral. Hubungan tidak saling mengganggu antar individu dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya : antara capung dan sapi.
2.      Predasi. Hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
3.      Parasitisme. hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Biasanya interaksi parasitisme ini dilakukan oleh tumbuhan atau hewan tingkat rendah dengan cara menumpang dan menghisap sari makanan dari hewan atau tumbuhan yang ditumpanginya. Hewan atau tumbuhan yang ditumpangi biasa disebut inang. Contohnya adalah cacing pita yang hidup pada usus halus manusia. Cacing ini menghisap   makanan di dalam tubuh manusia yang ditumpanginya.
4.      Komensalisme. Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
5.      Mutualisme. Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan, burung yang memakan kutu di kulit kerbau, dan lain-lain.

3.      Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan ekosistem!
Jawab:
Perubahan ekosistem terjadi karena terjadi perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik. Faktor penyebab perubahan ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Faktor alami.
Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik, diantaranya letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, rusaknya pantai, hilangnya terumbu karang dan tumbuhan alga, kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan, yang menunjukkan bahwa keseimbangan ekosistem sudah terganggu.
2.      Faktor manusia.
Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan, misalnya dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) tanpa memikirkan dampaknya. Pembabatan dan pembakaran hutan menyebabkan dampak yang sangat luas yang berakibat hilangnya humus tanah, ketandusan tanah, berkurangnya sumber air, dan rusaknya tatanan ekosistem. Rusaknya tatanan ekosistem akan berakibat migrasi hewan-hewan buas dari hutan ke desa-desa untuk memangsa hewan ternak bahkan manusia. Gajah, babi hutan, dan hewan herbivora lainnya tidak akan dapat mempertahankan hidup di hutan yang rusak hewan-hewan tersebut bermigrasi ke perkampungan penduduk dengan merusak tanaman budidaya manusia. Contoh lainnya dari aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan keseimbangan lingkungan adalah pencemaran sampah organik, penebangan hutan, penggunaan pestisida berlebihan, pembangunan permukiman, dan limbah industri.
10.    KESIMPULAN
1.      Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Komponen biotik berupa makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
2.      Komponen abiotik antara lain berupa suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi.
3.      Hubungan timbal balik diantara komponen ekosistem dapat terjadi antara komponen biotik dan komponen abiotik, atau antara komponen biotik dan komponen biotik

 DAFTAR PUSTAKA

Dharmawan, Agus, dkk. 2005. Ekologi Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Kinball, John W. 1985. Biologi 2. Jakarta: Erlangga.
Roi. 2009. pH Tanah, (Online), (http://kafein4u.wordpress.com/2010/02/13/ph-tanah/), Diakses 26 April 2012.
Susilowati, M.S, dkk. 2003. Petunjuk Praktikum Biologi Untuk Fisika. Malang :   Universitas Negeri Malang
Trijoko, dkk. 2005. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.