Sabtu, 06 Desember 2014

BANGKIT DAN MASUK KE DALAM HAYAT BARU Sebab jika kita telah menjadi satu dengan Dia dalam apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan Dia dalam apa yang sala dalamm kebangkitanNya (Rm 6: 5 TI.).


BANGKIT DAN MASUK KE DALAM HAYAT BARU

            Sebab jika kita telah menjadi satu dengan Dia dalam apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan Dia dalam apa yang sala dalamm kebangkitanNya (Rm 6: 5 TI.).
            Dalam kebangkitan, muncul pernyataan yang berbeda, karena sesuatu yang baru telah masuk. Melalui baptisan aku masuk kedalam kematianNya, tetapi aku tidak masuk dengan cara yang sama dalam kebangkitanNya. Puji Tuhan kebangkitanNyalah yang masuk ke dalam hidupku, membaringkan hayat yang baru kepadaku. Dalam kematian Tuhan, yang ditekankan adalah “aku di dalam kristus”. Dalam kebangkitanNya, meskipun aku tetap didalamNya, tetapi yang ditekankan disini adalah “Kristus di dalamku’’, bagaimana Kristus dapat menyalurkan hayat kebangkitanNya kepadaku? Bagaimana saya dapat menerima hayat baru tersebut? Paulus memberikan satu gambaran yang sangat baik dengan perkataan ini “bersatu dengan Dia”. Karena kata bersatu dalam bahasa Yunani mengandung arti “okulasi” ini memberikan gambaran yang sangat indah tentang hayat Kristus yang dibagikan kepada kita melalui kebangkitan.
            Di Fu Kien, saya pernah mengunjungi seseorang yang memiliki kebun lengkeng. Ia memiliki tanah seluas tiga-empat hektar yang ditanai kira-kira tiga ratus batang pohon lengkeng. Saya bertanya, pohon tersebut hasil okulasi apa ditanam dari bibit aslinya. Jawabnya, “ Anda kira aku mau memboroskan tanahku dengan menanam pohon yang tidak diokulasikan ? apa yang dapat saya harapkan dari pohon yang ditanan dari pohon yang ditanam dari bibit aslinya?”
            Lalu saya meminta dia menjelaskan proses pengokulasian, dan dengan senang hati ia memenuhinya. “Bila sebatang pohon lengkeng sudah mencapai ketinggian tertentu, kupotong ujung batangnya. Kemudian aku mengokulasikan batang pohon yang baik diatasnya.”Sambil menunjuk sebatang pohon dia berkata, “Anda lihat pohon itu, saya menyebutnya pohon induk, karena semua okulasi untuk pohon lain berasal dari situ. Kalau pohon lain dibiarkan bertumbuh menurut aslinya, buahnya hanya sebesar buah ceri, kulit dan bijinya tebal. Pohon induk itu buahnnya sebesar buah rambutan, kulitnya tipis, bijinya kecil, dan rasanya manis. Semua pohon yang diokulasikan dengan carang dari pohon induk itu pasti menghasilkan buah yang begitu juga.” Saya bertanya lagi, “bagaimana proses terjadinya?” Jawabnya, “Sederhana sekali. Aku hanya mengambil sebuah carang dari pohon induk dan mengokulasikan ke pohon yang dikehendaki. Aku melukai (melubangi kecil ) pohon yang jelek hasilnya, lalu menyisipkan tunas pohon yang baik ke bagian yang terluka itu. Kemudian keduanya aku ikat menjadi satu dan membiarkannya bertumbuh.” “Tetapi, bagaimana pohon itu bisa bertumbuh?” tanya saya. Dia segera menjawab “Aku tidak tahu, tetapi pohon itu nyatanya bertumbuh.”
            Dia juga menunjukan kepadaku sebatang pohon, salah satu rantingnya menghasilkan buah yang jelek ( ranting itu tumbuh dari batang dibawah batas cabang yang diokulasi), dan pada ranting yang lain tumbuh banyak buah yang baik ( ranting ini tumbuh dari batang diatas batas cabang yang diokulasi). Dia berkata, “Aku segera membiarkan pohon yang lama dengan buahnya yang tidak baik untuk memperlihatkan perbedaanya. Dari pohon ini anda akan mengerti okulasi. Sekarang, tentunya anda dapat memahami, mengapa aku hanya menanam pohon yang telah diokulasikan.”
            Bagaimana  sebatang pohon bisa menghasilkan buah yang lain jenisnya? Bagaimana sebatang pohon yang jelek bisa menghasilkan buah yang baik? Hanya melalui okulasi, yaitu memasukkan hayat pohon yang baik kedalam pohon yang jelek. Kalau manusia dapat mengokulasikan sebatang ranting pohon yang satu ke pohon yang lain, tidak dapatkah TUHAN mengokulasikan hayat Putra-Nya kedalam manusia?
            Suatu hari, seorang wanita terbakar lengannya. Ia segera dibawa ke rumah sakit. Untuk mencegah pengerutan yang besar karena luka bakar, perlu ditambalkan selembar kulit baru pada daerah yang luka. Sayang usaha pemindahan kulit yang diambil dari kulit wanita itu sendiri tidak berhasil ; karena usiannya yang lanjut dan gizi yang buruk. Ada seorang juru rawat warga asing menawarkan kulitnya. Operasi dilaksanakan dan berhasil. Kulit yang baru melekat baik dengan kulit yang lama. Berapa hari kemudian, luka bakar itupun sembuh. Wanita itu keluar dari rumah sakit dengan tangan yang sembuh seperti sediakala. Tetapi sekarangpada lengannya terlihat selembar kulit putih di antara kulitnya yang kuning. Hal itu menceritakan kejadian masa lalunya. Mungkin anda bertanya, bagaimana kulit orang lain dapat bertumbuh pada lengan wanita itu? Saya tidak tahu bagaimana kulit itu bertumbuh, tetapi saya tahu bahwa kulit itu telah benar-benar bertumbuh.
            Kalau ahli bedah di dunia dapat mengambil selembar kulit dari tubuh seseorang dan memindahkannya pada tubuh orang lain, tidak dapatkah Ahli Bedah Ilahi menanamkan hayat PutraNya kedalam kita? Saya tidak tahu bagaimana hal itu terjadi. “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3 : 8). Kita tidak dapat menceritakan bagaimana TUHAN melakukan pekerjaanNya di dalam kita, tetapi hal itu telah terjadi. Kita tidak dapat melakukan apa-apa untuk mewujudkannya, karena melalui kebangkitan TUHAN sudah melakukannya.
            TUHAN telah melakukan segalanya. Hanya ada satu hayat yang baik dalam dunia ini, dan hayat itu telah diokulasikan ke dalam jutaan hayat  yang lain. Kita menyebutnya “kelahiran baru”. Kelahiran baru atau kelahiran kembali adalah penerimaan suatu hayat yang tidak kumiliki sebelumnya. Bukan berarti hayat alamiahku berubah sama sekali, melainkan hayat yang lain itu, hayat yang sama sekali baru, hayat ilahi, telah menjadi hayatku.
            TUHAN telah menyingkirkan ciptaan lama melalui salib PutraNya, dan mendatangkan suatu ciptaan baru dalam Kristus melalui kebangkitan. Dia telah menutup pintu ke pada kerajaan kegelapan yang lama dan memindahkan kita kedalam kerajaan PutraNya yang kekasih. Muliaku ada dalam fakta bahwa semuanya telah digenapkan—melalui salib Tuhan kita Yesus Kristus, dunia yang lama telah “disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Gal. 6 : 14). Baptisanku adalah kesaksianku di muka umum atas fakta ini; sebagaimana dengan mulut aku bersaksi, sehingga aku beroleh selamat. “dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Rm. 10 :10)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar